Senin, 01 April 2013

4A5: Pengukuran Gejala Pusat






Diajukan sebagai tugas mata kuliah
“Statistik 1”

Restawanu Fika
Semester/kelas         : 4/A.5
Dosen            : Yenni, M.Pd.

Program Studi Bahasa Inggris
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah
Tangerang
2013





Rangkuman Materi Statistik: Ukuran Gejala Pusat

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang sekumpulan data mengenai sesuatu persoalan, baik mengenai sampel ataupun populasi, selain daripada data itu disajikan dalam tabel dan diagaram, masih diperlukan ukuran-ukuran yang merupakan wakil kumpulan data tersebut yaitu ukuran gejala   pusat dan ukuran letak. Beberapa macam ukuran pusat adalah : rata-rata atau rata-rata hitung, rata-rata ukur, rata-rata harmonik, dan modus. Ukuran letak meliputi : median, kuartil desil dan persentil
Ukuran gejala pusat diantaranya: nilai rata-rata Modus, median dan ukuran gejala letak lainnya.
1.      Rata-rata atau lenkapnya rata-rata hitung, untuk data kuantitatif yang terdapat dalam sebuah sampel dihitung dengan jalan membagi jumlah nilai data oleh banyak data disimpulkan dengan  (baca: x bar) sedangakan rata-rata untuk populasi dipakai simbul  (baca miu).jadi  adalah statistik sedangkan  parameter. Jika ada data x1, x2, x3, …xn, maka rata-rata hitungnya () adalah :
             atau secara sederhana ditulis
Contoh Rata dari lima nilai ujian 70, 69, 45, 80, dan 56 ialah :
           
      Jika ada data x1, x2, x3, …xn masing-masing muncul sebanyak f1, f2, f3,…,fn maka rata-rata hitungnya () adalah :
                atau secara sederhana ditulis :
              Rumus ini disebut juga rumus rata-rata dibobot.

2.      Modus disingkat Mo, ukuran yang menyatakan fenomena yang paling banyak terjadi atau paling banyak terdapat. Untuk data kuantitatif ditentukan dengan jalan menentukan frekuensi terbanyak di antara data itu. Ukuran ini juga dalam keadaan tidak disadari sering dipakai untuk menentukan “rata-rata” data kualitatif. Jika kita dengan atau baca: kebanyakan kematian di Indonesia disebabkanoleh penyakit malaria, pada umumnya kecelakaan lalu lintas karena kecerobohan pengemudi, maka ini tiada lain masing-masing merupakan modus penyebab kematian dan kecelakaan lalu lintas.
Contoh : Terdapat sampel dengan nilai-nilai data :
12, 34, 14, 34, 28, 34, 34, 28, 14. Dalam tabel dapat disusun seperti dibawah ini :
Frekuensi terbanyak, ialah f = 4, terjadi untuk data bernilai 34. Maka modus Mo = 34.
 
Tabel 3.6
xi
fi
12
14
28
34
1
2
2
4
Jika data kuantitatif telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi, modusnya dapat ditentukan:  Mo = b + p
Untuk:
b  = batas bawah kelas modal, ialah kelas interval dengan frekuensi   terbanyak.
P  = panjang kelas modal.
b1= frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya.
b2= frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya.

Contoh: Untuk mencari modus Mo data tabel 3.2 , maka diperoleh :





Kelas modus = kelas kelima = 71 - 80
b = 70,5
b1 =  25 – 15 = 10
b2 = 25 – 20 = 5
p = 10.
Mo = 70,5 + (10)  = 77,17

 
DAFTAR 3.7
Kelembaban (x)
F
31 – 40
41 – 50
51 – 60
61 – 70
71 – 80
81 – 90
91 – 100
1
2
5
15
25
20
12
Jumlah
80
Setelah data disusun menurut nilainya dan jika banyak: Data ganjil, maka median Me, , merupakan data paling  tengah. Untuk sampel berukuran genap, setelah data disusun menurut urutan nilainya, mediannya sama dengan rata-rata dihitung dua data tengah.
Untuk data yang  telah disusun dalam daftar distribusi frekuensinya, mediannya dihitung dengan rumus Me = b + p

Kuartil, Desil dan Persentil


Kuartil, adalah nilai yang membagi sekelompok data menjadi 4 bagian yang sama banyak, sesudah disusun menurut urutan nilainya. Ada tiga buah kuartil, ialah kuartil pertama, kuartil kedua, dan kuartil ketiga yang masing-masing disingkat K1, K2, K3. Pemberian nama ini dimulai dari kuartil paling kecil. Untuk menentukan nilai kuartil :
    1. susun data menurut urutan nilainya
    2. tentukan letak kuartil
    3. tentukan nilai kuartil

Letak K1= data ke , dengan I = 1,2, 3

q  Contoh :
Sampel dengan data 75  82  66  57  64  56  92  94  86  52  60  70 setelah disusun menjadi : 52  56  57  60  64  66  70  75  82  86  92  94

Ø  Letak K1 = data ke =data ke 3 1/4
K1 = data ke 3 + ¼ (data ke 4 – data ke 3)
              = 57 + ¼ (60 – 57) = 57 ¾.

Ø  Letak K3 = data ke  data ke 9 ¼.
  K3 = data ke-9 + ¾ (data ke-10 – data  ke 9)
       = 82 + ( ¾ )(86-82) = 85
q  Untuk data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi, kuartil Ki (i = 1, 2, 3) dihitung dengan rumus :

Ki = b + p , dengan i = 1,2, 3
Dengan :
b = batas bawah kelas Ki, ialah kelas interval di mana Ki akan terletak.
p = panjang kelas Ki
F = Jumlah frekuensi sebelum kelas Ki
f = frekuensi kelas Ki

Desil, yaitu nilai yang membagi sekumpulan data menjadi 10 bagian yang sama setelah dta itu diurutkan. Karenanya ada sembilan buah desil ialah desil pertama, desil kedua,……, desil kesembilan yang disingkat dengan D1, D2,……….D3.

 Desil- desil ini dapat ditentukan dengan jalan.
  1. susun data menurut urutan nilainya
  2. tentukan letak desil
  3. tentukan nilai desil
Letak desil ditentukan oleh rumus :
Letak Di = data ke ,dengan i = 1, 2, 3 ……, 9

Contoh :
Untuk data yang telah disusun dalam contoh terdahulu ialah 52  56  57  60  64  66  70  75  82  86  92  94, maka letak D7 = data ke data ke 9,1.
Nilai D7 = data ke-9 + (0,1) (data ke-10 – data ke 9) atau D7 = 82 + (0,1) (86 – 82) = 82,4.

Untuk data dalam daftar distribusi frekuensi, nilai Di (i = 1,2, ….., 9) dihitung dengan rumus :
Di = b + p , dengan i = 1, 2, 3 …
Dengan :
b = batas bawah kelas Di,
p  = panjang kelas Di
F = jumlah frekuensi sebelum kelas Di
f = frekuensi kelas Di.

Jika sekumpulan data yang dibagi menjadi 100 bagian yang sama akan menghasilkan 99 pembagi yang berturut-turut dinamakan persentil pertama, persentil kedua,……., persentil ke 99. Simbol yang digunakan berturut-turut P1, P2 …….., P99.

Karena cara perhitungannya sama seperti perhitungan desil, maka disini hanya diberikan rumus-rumusnya letak persentil Pi (I = 1,2,3 ….., 99) untuk sekumpulan data ditentukan oleh rumus : Letak Pi = data ke , dengan i = 1, 2, 3 ……, 99
Untuk nilai Pi untuk data dalam daftar distribusi frekuensi dihitung dengan :

Pi = b + p , dengan i = 1, 2, 3 …..,99

Dengan :
b = batas bawah kelas Di, p  = panjang kelas Di
F = jumlah frekuensi sebelum kelas Di
f = frekuensi kelas Di.









DAFTAR PUSTAKA

Ø  Rahayu Kartadinata dan Maman Abdurahman. 2012. Dasar-Dasar Statistik Pendidikan. CV Pustaka Setia: Bandung.
Ø  Sugiyono. 2006. Statistik Untuk Penelitian. CV ALFABETA: Bandung.
  






Tidak ada komentar:

Posting Komentar