Rabu, 26 September 2012

Pgsd F: Perkembangan Pengajaran Matematika

PERKEMBANGAN PENGAJARAN MATEMATIKA


Nama kelompok          : AINI KHUSNULIA
                                      IKA NURDIYANTI
                                      SITI NURYANTI
                                      RISMA ARIYANTI
                                      WIWIED WIJAYANTI
Kelas                           : 1 F

                Matematika pada dasarnya adalah ratunya ilmu pengetahuan yang sudah terstruktur serta terorganisasi dengan sempurna. Dengan seiring berjalannya waktu perkembangan pengajarannyapun semakin pesat, dan beragam.
Seperti matematika sekolah yang diajarkan dijenjang sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah mengah atas. Penyajiannyapun kini disesuaikan dengan pola pikir dan karakteristik siswa & siswi. Oleh karena itu matematika merupakan suatu kreatifitas yang memerlukan imajinasi, intuisi, dan penemuan. Untuk mengaplikasikan pandangan tersebut dalam pembelajaran matematika ialah mendorong inisiatif siswa, memberi kesempatan berpikir berbeda, mendorong rasa ingin tahu siswa, keinginan bertanya, kemampuan menyanggah, kemampuan memperkirakan, menghargai penemuan yang di luar perkiraan sebagai hal yang bermanfaat, mendorong siswa menemukan struktur dan desain matematika, mendorong siswa menghargai penemuan siswa lainnya, mendorong siswa berfikir refleksif, serta tidak menyarankan penggunaan suatu metode tertentu.
            Sebabnya sekarang guru matematika harus tahu tidaklah tepat bahwa matematika itu ilmu yang tidak berkembang. Karena pada kenyataanya sampai abad ke-20 ini telah terjadi perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai bidang matematika maupun penerapannya, sehingga sangatlah rumit dan sulit seorang ahli matematika menguasai semua bidang matematika.

Beberapa contoh di antaranya perkembangan dalam:
A.    Bidang logika, himpunan, program linier: tidak hanya dikhotomis (B/ S, Anggota/ Bukan Anggota, Cantik/ Tidak Cantik dll), tapi kini telah dikenal Teori Logika, Himp dan Program Linier Kabur yang tidak dikhotomis lagi (setengah benar, agak cantik dll).
B.     Bidang Geometri, telah dikenal geometri Modern, Non Euqlides, Netral, Fraktal (tidak hanya 3 tapi 4 dimensi).
Terdapat banyak metode pembelajaran matematika di Sekolah Dasar yang digunakan antara lain :
1.      Metode Ekspositori
Metode eksposition sering disebut dengan metode ceramah, guru
menjelaskan dan menyampaikan informasi, pesan atau konsep kepada
siswa.
Langkah-langkah pengajaran eksposition adalah sebagai berikut :
·         Pertama, guru menuliskan topik, menginformasikan tujuan pembelajaran,menyampaikan dan mengulas materi prasyarat, serta memotivasi siswa.
·         Kedua, guru menjelaskan dan menyajikan pesan kepada siswa dengan lisan atau tertulis.
·         Ketiga, guru meminta siswa mengerjakan soal dengan menggunakan
konsep yang disampaikan guru.
2.      Metode Penemuan
Metode penemuan mendorong siswa memahami sesuatu. Sesuatu
tersebut dapat berupa fakta, atau relasi matematika yang masih baru bagi
siswa, misalnya pola, sifat-sifat atau rumus tertentu.
Metode penemuan sering memakan waktu lama, karena kegiatan ini
mengembangkan konsep maupun ketrampilan matematika dan kaitannya
dengan pemecahan masalah maupun ketrampilan matematika dan kaitannya
dengan pemecahan masalah.
3.      Metode Laboratori
Metode laboratori merupakan metode mengajar yang orientasi
kegiatannya didasarkan atas percobaan dan penyelidikan dengan objek fisik.
Siswa melakukan penyelidikan individual, berpasangan atau
berkelompok dengan menggunakan benda-benda yang dapat dimanipulasi.
Dalam pembelajaran matematika, juga dapat menggunakan berbagai
macam teori belajar salah satu diantaranya adalah teori belajar J.S Bruner.
Dalam teorinya Bruner mengungkapkan 3 tahapan belajar yaitu :
1.      Tahap Enactive
Siswa belajar konsep matematika dengan memanipulasi benda-benda
(objek) kongkret secara langsung.
2.      Tahap Iconik (Pictorial)
Siswa memahami konsep matematika yang bersifat abstrak itu dengan
bantuan model-model semi kongkret berupa gambar atau grafik, tabel,
bagan peta dan lain sebagainya.
3.      Tahap Symbolic
Siswa belajar konsep dan operasi matematika langsung dengan kata-kata
atau simbol-simbol tanpa bantuan objek konkret maupun model semi kongkret. Pada pengerjaan hitung bilangan campuran konsep yang disajikan
harus cara lisan dan verbal, dan ini sesuai dengan pengajaran dengan
menggunakan metode ekspositori. Walaupun metode pembelajaran ini
terarah dari guru, namun proses dan hasil pembelajarannya dalam
pengerjaan hitung bilangan campuran akan lebih efektif.
Bilangan campuran itu sendiri adalah bilangan bulat yang dalam
penghitungannya terdapat berbagai unsur tanda hitung. Misalnya :
(24 x 10) : 18 – 10 = ....


Dalam pengerjaan bilangan campuran sangat diperlukan konsep-konsep
yang terarah. Pada tahap penanaman konsep biasanya guru menggunakan
berbagai macam teknik.
Didalam metode ekspositori guru menggunakan teknik aturan yang
merupakan proses mengajar dimana guru mengemukakan aturan-aturan,
hukum, prosedur atau rumus tertentu untuk diikuti siswa. Teknik ini hampir
sama dengan teknik definisi dan contoh. Teknik kedua yang digunakan
adalah teknik analisis yang merupakan suatu proses mengajar dimana guru
berusaha memilah-milah atau menguraikan suatu konmsep kedalam langkah-langkah tertentu. 
Menurut Dienes (dalam Ruseffendi 1992:125-127). Konsep-konsep matematika akan berhasil jika dipelajari dalam tahap-tahap tertentu, yaitu :
1.      Permainan bebas (free play) : dalam setiap tahap belajar, tahap yang paling awal dari pengembangan konsep bermula dari permainan bebas, permainan bebas merupakan tahap belajar konsep yang aktifitasnya tidak berstruktur dan tidak di arahkan.
2.      Permainan yang menggunakan aturan (games) : dalam permainan yang disertai aturaan siswa sudah mulai meneliti pola-pola dan keteraturan yang terdapat dalam konsep tertentu.
3.      Permainan kesamaan sifat (searching for communalities) : dalam mencari kesamaan sifat siswa mulai di arahkan dalam kegiatan menemukan sifat-sifat kesamaan dalam permainan yang sedang diikuti, untuk melatih dalam mencari kesamaan sifat-sifat ini guru perlu mengarahkan mereka dengan menstranslasikan kesamaan struktur dari bentuk permainan lain. Pengambilan sifat dari beberapa situasi yang sejenis disebut Representai.


                                      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar