STRUKTUR
ALJABAR
KELOMPOK
3
Nama :
Nurbaiti
Siva ( 10.84.202.029 )
Siti
Mazroatus Sholihah ( 10.84.202.038 )
Sri
Lestari ( 10.84.202.042 )
Widya
Wijayanti (10.84.202.047 )
Kelas / Smt : A-1 /
5
Prodi : Pendidikan Matematika
Mata Kuliah : Struktur Aljabar
Dosen : Yenni, M. pd
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
Jl. Perintis Kemerdakaan 1/33 Cikokol, Tangerang
Tahun
2011 / 2012
A.
Definisi
Grup
Diketahui G himpunan dan * operasi biner * pada G. Himpunan G disebut grup terhadap operasi * jika dan hanya jika memenuhi keempat aksioma berikut :
1.
G bukan
merupakan himpunan kosong
2.
Untuk setiap
a,b,c ∈G berlaku (a ∗b)∗c = a ∗(b∗ c)
3.
Terdapat eϵG sehingga untuk setiap aϵG berlaku e∗ a = a ∗e = a
4.
Untuk setiap
aϵG terdapat a'ϵG sehingga berlaku a ∗ a '
= a '∗ a = e .
Aksioma 2 disebut juga dengan sifat asosiatif.
Elemen eϵG pada aksioma 3 disebut juga dengan elemen identitas. Elemen a 'ϵG pada aksioma 4 disebut juga dengan invers elemen a
terhadap operasi ∗.
Contoh :
Misalkan G = Ζ x Ζ= {(a,b) a,bϵ Ζ}. Didefinisikan operasi
biner ∗ pada G, yaitu untuk setiap (a,b),(c,
d )ϵG
berlaku
(a,b)∗(c,
d ) = (a
+ c,b
+ d ) . Apakah G merupakan
grup terhadap operasi ∗?
Penyelesaian
:
Jelas
bahwa G bukan merupakan himpunan kosong, karena (1,1)ϵG .
Akan ditunjukkan bahwa G memenuhi sifat asosiatif. Untuk sebarang (a,b),(c,
d ),(e,
f ) ϵ G,
dan dengan menggunakan sifat bilangan bulat diperhatikan bahwa:
((a,b)
*(c,d))*(e,f) = (a+c, b+d)*(e,f)
= (a+c+e, b+d+f)
= (a,b) *(c+e, d+f)
= (a,b) *((c,d)*(e,f)).
Jadi,
terbukti bahwa sifat asosiatif berlaku.
Jika dipilih
elemen (0,0)∈G
, maka untuk setiap (a,b)∈G
akan berlaku:
(0,0)*(a,b) =
(0+a,0+b)
= (a,b)
= (a+0,b+0)
=
(a,b)*(0,0).
Jadi, (0,0)∈G
merupakan elemen identitas pada G.
Untuk sebarang (a,b)∈G dipilih
elemen (−a,−b)∈G , sehingga akan berlaku:
(a,b) *(-a,-b) =
(a+(-a),b+(-b))
= (a-a, b-b)
= (0,0)
= ((-a)+a, (-b) + b)
= (-a,-b)* (a,b)
Jadi, setiap elemen (a,b)∈G memiliki elemen invers terhadap operasi ∗ yaitu
(−a,−b)∈G . Karena keempat aksioma berlaku maka G merupakan
grup terhadap operasi ∗ .
Contoh 2 :
Himpunan Ζ = {0,1,2,3}
adalah bukan kelompok Grup. Meskipun 1 dan 3 memiliki invers, unsur-unsur 0 dan
2 tidak. Sehingga {0,1,2,3} bukan grup, buktikan bahwa {0,1,2,3} bukan suatu
grup !
Penyelesaian :
1.
Jelas bahwa {0,1,2,3} bukan merupakan himpunan kosong, karena
{0,1,2,3} ϵΖ. Syarat 1
terpenuhi.
2.
Asosiatif
Misal:
1 ( 2 . 3 ) = (1 . 2) 3
6 = 6 à benar asosiatif
Syarat
1 terpenuhi.
3.
Identitas
{0, 1, 2, 3} memiliki identitas yaitu 1
Syarat
2 terpenuhi.
4.
Invers
{0,1,2,3}
·
Invers 0
Misal:0 x 0 = 0
0 x 1 = 0
0 x 2 = 0 Maka 0 tidak memiliki invers.
0
x 3 = 0
·
Invers 1
1 x 1 = 1 maka invers 1 adalah 1
Invers 2
2 x 0 = 0
2 x 1 = 2
2 x 2 = 4 Maka 2 tidak memiliki invers.
2
x 3 = 6
·
Invers
3
3 x 1 = 3 maka
invers 3 adalah 1
Syarat 3 tidak terpenuhi.
Dengan demikian bahwa Himpunan Ζ = {0,1,2,3} adalah bukan kelompok Grup
B.
Sifat
– sifat Grup
Dalam sebarang grup berlaku sifat sifat berikut :
1.
Hukum kanselasi
kiri
2.
Hukum kanselasi
kanan
3.
Anggota
identitas itu tunggal yaitu jika e
dan e¢ elemen G
yang memenuhi hukum identitas maka e = e¢.
4.
Invers dari
sebarang anggota G akan tunggal
yaitu jika a dan b merupakan invers dari x maka a = b.
Keempat
pokok diatas akan diuraikan satu persatu yaitu :
1.
Hukum kanselasi kiri
Diketahui
(G,∗)
merupakan grup dan a,b,c ∈G . Jika
c∗a = c∗b , maka
berlaku a = b. Diketahui (G,∗) merupakan grup dan a,b ∈G, maka hanya ada tepat satu x∈G yang memenuhi persamaan a ∗ x = b .
Bukti:
Akan ditunjukkan bahwa terdapat x∈G yang memenuhi a ∗ x = b. Akan ditunjukkan bahwa a'∗b
merupakan elemen x yang dimaksud, dengan a' merupakan invers elemen a.
Diperhatikan bahwa:
a*(a'*b)
= (a*a’)*b sifat asosiatif
= e*b definisi
a’
= b sifat e.
Jadi, terbukti bahwa hanya ada tepat satu x∈G yang memenuhi persamaan a∗x = b
2.
Hukum kanselasi kanan
Diketahui
(G,∗) merupakan
grup dan a,b,c ∈G . Jika
a∗c = b∗c , maka
berlaku a=b.
Bukti.
Misalkan
a∗c = b∗c .
Menurut aksioma 3 Grup terdapat elemen c' yang merupakan invers elemen c.
Diperhatikan bahwa:
(a ∗c)∗c ' = (b∗c)∗c ' .
a ∗(c ∗c ') = b∗(c ∗c ') . Sifat
asosiatif
a ∗e =
b∗e . Identitas
a =
b.
Jadi, terbukti bahwa a,b,c∈G yang memenuhi persamaan a ∗ c=b*c .
Maka
berlaku a = b
3.
Identitas tunggal
Diketahui
(G,∗)
merupakan grup dan e∈G
merupakan elemen identitas, maka hanya ada tepat satu elemen identitas pada G.
Bukti:
Misalkan
ada elemen e,e ∈G ,
dengan e ∗ a = a ∗ e = a dan e ∗ a = a ∗ e = a untuk setiap a ∈G. Misalkan dipilih a = e , akibatnya berlaku e ∗ e =e ∗ e = e.
Karena e
juga merupakan elemen identitas, akibatnya e ∗ e = e , dan dengan kata lain e = e .
Jadi,
elemen identitas pada grup G tunggal.
4.
Elemen invers
Diketahui (G,∗)
merupakan grup dan a∈G.
Jika a ' merupakan invers elemen a, maka hanya ada tepat satu elemen a ' pada
G.
Bukti:
Misalkan elemen a∈G memiliki dua elemen invers,
yaitu a ' dan a '' , sehingga a ∗ a ' = a '∗
a = e dan a ∗ a '' = a ''∗
a = e . Akibatnya a ∗a ' = a ∗
a '' = e .
Dan dengan teorema kanselasi kiri diperoleh a ' = a '' .
Jadi, terbukti bahwa elemen invers
tunggal.Definisi order sebuah grup.
Bilangan
yang termasuk dari sebuah grup (terhingga/tak terhingga) disebut order.Kita
akan menggunakan ǀGǀ untuk melambangkan orde dari G. Jadi, grup Z dari bilangan
bulat dengan operasi penjumlahan mempunyai order yang tak terhingga. Sedangkan
grup U(10) ={1, 3, 7, 9} dengan operasi perkalian modulo 10 mempunyai 4 order.
C.
Definisi
order sebuah elemen
Order
dari sebuah elemen/unsure grup G merupakan bilangan bulat positif terkecil n
seperti = e (dalam notasi penjumlahan, ini akan
menjadi ng = 0). Jika tidak ada bilangan bulat kita akan katakana g merupakan
order yang tak terhingga. Order dari sebuah elemen g dilambangkan dengan .
Jadi,
untuk menemukan order dari sebuah elemen grup g, yang kamu butuhkan hanya
menghitung urutan dari hasil g1,g2 ,g3 ,
..... Sampai kamu mendapatkan identitas untuk pertama kali. Eksponen dari
hasil ini (atau koefisien jika operasinya penjumlahan)adalah order dari g. Jika
identitas tidak pernah muncul dalam urutan, maka g mempunyai order yang tidak
terbatas.
D.
Definisi
Subgrup
Jika subset H kelompok G sendiri operasi
Inder kelompok G, H kita katakan adalah subkelompok G.
Kami menggunakan notasi H ≤ G berarti H
adalah subgrupG. Jika kita ingin menunjukkan bahwa H adalah subgrup dari G,
tetapi tidak sama dengan g sendiri, kita menulis H <G. Subgrup seperti ini
disebut sub-grup sejati. Subgrup {e} disebut subgrup trivial G. Subgrup yang
tidak {e} adalah disebut subgrup trivial dari G.
Perhatikan bahwa Z_n dalam modulo n
adalah subgrup dari Z dengan operasi penjumlahan, karena penjumlahan modulo n
adalah bukan operasi dari Z.
Contoh:
dengan Z bilangan bulat, terhadap operasi penjumlahan (+)
merupakan subgrub.
Bukti:
Ambil sebarang dan anggota 2Z, maka berlaku
Jadi atau bersifat tertutup.
Jadi atau bersifat tertutup.
a. Sifat asosiatif tidak perlu dibuktikan karena
penjumlahan bilangan bulat selalu bersifat asosiatif.
b. Elemen kesatuan 0 (nol)
c. Elemen invers
Jadi dapat disimpulkan
bilangan bulat genap 2Z merupakan subgrup sebab
terhadap operasi yang sama dengan Z juga merupakan grup.
Beberapa sifat subgrup yang perlu diperhatikan.
Sifat
Misalkan G grup, dan
S subgrup jika dan hanya
jika
Bukti:
Þ (syarat perlu)
Diketahui S subgrup,
akan dibuktikan :
ambil sebarang ,
, karena S subgrup maka terdapat , sehingga berlaku
Ü (syarat cukup)
Diketahui
Akan dibuktikan S subgrup yaitu sifat tertutup, terdapat elemen
kesatuan, elemen invers, sifat asosiatif tidak perlu dibuktikan karena
perkalian biasa bersifat asosiatif.
Akan dibuktikan terdapat elemen kesatuan:
Karena pasti terdapat dan
Jadi terbukti terdapat elemen kesatuan .
Akan dibuktikan terdapat elemen invers:
Jadi terdapat elemen invers
Akan dibuktikan sifat tertutup
Jadi terbukti untuk setiap dan maka berlaku .
Sehingga dapat disimpulkan S merupakan Subgrup.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar