KOSET DAN TEOREMA LAGRANGE PADA STRUKTUR ALJABAR
Diajukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Struktur Aljabar
Dosen : Yenni, M.pd
( Kelompok 5 )
Nama :
v Alis
v Annisa Kholis
v Dewi Putri Marwati
v Nia Amelia
Kelas : 5AI ( FKIP MATEMATIKA )
Semester V
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH TANGERANG
Jl.
Perintis Kemerdekaan I/33 Cikokol
TANGERANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai “Koset dan Teorema Lagrange pada Struktur
Aljabar”. Dalam
meyelesaikan makalah penulis telah berusaha untuk mencapai hasil yang maksimum,
tetapi dengan keterbatasan wawasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang dimiliki, serta media yang terbatas, makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan dosen pembimbing yaitu Ibu Yenni, M.Pd. Oleh karena itu, pada
kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Struktur Aljabar.
Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan sempurnanya makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Tangerang, November
2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering
melakukan perhitungan-perhitungan, seperti operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian, perkalian matriks, penjumlahan
matriks, dan sebagainya. Operasi-operasi tersebut dilakukan dalam suatu himpunan, seperti himpunan semua
bilangan bulat, himpunan semua bilangan real, himpunan semua matriks 2x2 atas bilangan real, dan
sebagainya.
Struktur Aljabar merupakan
suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi dengan aksioma dan suatu operasi biner. Teori grup dan ring
merupakan konsep yang memegang peranan penting dalam struktur aljabar karena
dapat membentuk suatu konsep baru yang disebut modul.
Gagasan utama
dalam mempelajari Struktur Aljabar adalah salah satunya mengenai “Koset”.
Namun, sekarang ini masih banyak yang belum memahami koset secara sepenuhnya
termasuk dalam meninjau dari berbagai aspek, sehingga kaitan antara Defenisi,
Teorema, dan penggunaannya dalam menyelesaikan masalah belum nampak jelas.
Oleh karena
itu, kami mencoba membahas secara lebih mendalam mengenai “Koset dan Teorema Lagrange”
yang disertai dengan pembuktian dan contoh dari beberapa teorema agar dapat
lebih mudah mengetahui konsep yang dikandung dalam teorema tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dengan
memperhatikan latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah pada
makalah ini dengan pertanyaan sebagai berikut :
- Bagaimanakah
pemahaman mengenai koset?
- Sejauhmanakah
keterkaitan koset dengan teorema lagrange?
C. Tujuan
Makalah ini di susun dengan tujuan :
- Untuk mengetahui pemahaman mengenai koset
- Untuk memahami keterkaitan koset dengan teoreme lagrange.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KOSET
Misalkan H
adalah sebuah Subgrup dari sebuah Grup G. Akan kita definisikan Koset kanan
(kiri) dari H.
Definisi
1. Diberikan H subgrup dari G
dan aÎG.
- Himpunan aH = {ah hÎH} disebut dengan koset
kiri dari H yang ditentukan oleh
a (yang
memuat a).
- Himpunan Ha = {ha hÎH} disebut dengan koset
kanan dari H yang ditentukan
oleh a (yang
memuat a).
Hal ini menunjukkan pada kita, bahwa
koset kanan Ha paling sedikit mempunyai satu anggota yaitu a,
demikian juga koset kiri aH. Akibatnya baik koset kanan maupun koset
kiri tidak kosong. Pertanyaan selanjutnya, apakah aH = Ha? Untuk
menjawab pertanyaan ini, perhatikan
contoh berikut.
contoh berikut.
Contoh :
- Misalkan
(G,+) = Z4 adalah
suatu Grup dan H = {0,2} adalah merupakan
Subgrup dari G.
Tentukan koset kiri dan koset kanan dari H dalam G.
Penyelesaian :
(G,+) = Z4 = {0, 1, 2, 3}, generatornya 0, 1, 2, dan 3
Koset kiri
: 0 + H = 0 + {0,2} = {0,2}
1 + H = 1 + {0,2} = {1,3}
2 + H = 2 + {0,2} = {2,0}
3 + H = 3 + {0,2} = {3,1}
Koset
kanan: H + 0 = {0,2} + 0 = {0,2}
H + 1 = {0,2} + 1 = {1,3}
H + 2 = {0,2} + 2 = {2,0}
H + 3= {0,2} + 3 = {3,1}
Sehingga :
0 + H = H + 0= {0,2}
1 + H = H + 1= {1,3}
2 + H = H + 2 = {0,2}
3 + H = H + 3 = {1,3}
Maka koset kiri =
koset kanan
- Misalkan
G3 adalah suatu Grup dalam S3 terhadap
perkalian dan
H ={(1), (1 2 3), (1
3 2)} adalah Subgrupnya. Carilah koset kiri dan koset
kanan dengan
generator a = (1 2).
Penyelesaian :
Diketahui :
H = {(1), (1 2 3), (1
3 2)}
=
a = (1 2)
=
Koset
Kiri :
aH =
=
= {(1 2), (2 3), (1 3)}
Koset Kanan :
Ha =
=
= {(1 2), (2 3), (1 3)}
Jadi koset kiri = koset
kanan
Berikut ini diberikan dua sifat dari
koset.
Teorema 1. Diberikan
H subgrup dari G dan aÎG.
- Jika G
Abelian, maka aH = Ha .
- eH = He = H
Bukti:
- Diketahui G abelian , diambil sebarang aÎG, maka diperoleh bahwa
aH = {ah
hÎH} = {ha hÎH} = Ha
.
- Diketahui e adalah elemen identitas dari G, akibatnya diperoleh bahwa
eH = {eh
hÎH} = {h hÎH} = H
He = {he
hÎH} = {h hÎH} = H
Dengan demikian teorema terbukti.
Teorema 2. Jika h anggota sebarang dari H, dan H merupakan subgroup dari grup G, maka
Hh = H dan hH = H.
Bukti:
Karena H subgroup
dari grup G, maka jelas H ≠ ø.
Ambil h Î H sebarang.
Akan
ditunjukkan Hh = H dan hH = H
Untuk itu ambil
sebarang xÎ Hh.
Maka x dapat ditulis
dalam bentuk:
x = h’h untuk suatu
h’ Î H
diketahui H subgroup
dan hÎ H, h’Î H.
akibatnya h’h Î H atau x = h’h Î H,
ini menunjukkan
Hh ⊂ H
… (i)
Selanjutnya ambil
sebarang y Î H
Pandang y = ye,
dimana e unsur identitas di H
= y(h-1h)
[h Î H
dan
h-1h = e]
= (yh-1)h
[assosiatif]
Karena y Î H, h Î H, maka y Î H, h-1 = H
Akibatnya yh-1 = H.
tetapi y = (yh-1)h
Maka
y = Hh.
Hal ini menunjukkan bahwa:
H ⊂ Ha
… (ii)
Dari (i) dan (ii)
disimpulkan bahwa Hh = H
Dengan cara yang sama
dapat ditunjukkan hH = H.
Contoh
Perhatikan
kembali Contoh 5.1, yaitu G = {1,-1,i,-i} dan (G,x) membentuk grup,
H= {-1,1}, merupakan subgroup G. Selanjutnya, ambil -1,1 H maka
1 × H = {-1,1} = H H × 1 = {-1,1} = H
-1 × H = {1,-1} = H H
×-1= {1,-1} = H
Teorema 3. Diberikan H subgrup
dari G dan a,bÎG,
maka
- aH = bH jika dan hanya jika aÎH .
- Ha = Hb jika dan hanya jika a ÎH .
Bukti :
- (⇒)
Diketahui aH = bH, akan ditunjukkan bahwa aÎ H .
ambil
sebarang a, b Î G sedemikian
sehingga aH = bH
karena e Î H ( e unsur identitas ) maka ea = Ha
atau a ÎH
dari hipotesis diketahui aH = bH. Akibatnya
diperoleh
aH = bH a = bH ( karena a ÎH dan Ha = Hb )
a = (bH)
[kedua ruas dikalikan dengan
a = (b ) H
a = ( b) H
a = e H
a = H
[karena eH = H]
Diketahui H subgrup
dari G maka a Î H.
(Ü) Diketahui aÎ
H, akan ditunjukkan bahwa aH = bH, yaitu
Untuk itu
diperhatikan :
aÎ
H
aH = H [ dari teorema ]
baH = bH
eaH = bH
aH = bH
dengan
demikian disimpulkan, aH = bH jika dan hanya jika aÎ
H.
- (⇒)
Diketahui Ha = Hb, akan ditunjukkan bahwa a ÎH.
ambil sebarang a, b Î G sedemikian sehingga Ha = Hb
karena e Î H ( e unsur identitas ) maka ae = Ha atau a ÎH.
dari hipotesis diketahui Ha = Hb. Akibatnya diperoleh
Ha = Hb a = Hb ( karena a ÎH dan Ha = Hb )
a = (Hb)
[kedua ruas dikalikan dengan ]
a = H (b )
a = He
a = H
[karena eH = H]
Diketahui H subgrup
dari G maka a Î H.
(Ü) Diketahui aÎ H,
akan ditunjukkan bahwa Ha = Hb, yaitu
Untuk itu diperhatikan :
aÎ H Ha = H
[ dari teorema ]
Hab
= Hb
Hae = Hb
Ha = Hb
dengan demikian disimpulkan,
Ha = Hb jika dan hanya jika aÎ H.
Teorema 3. Diberikan H subgrup dari G
dan a, b Î
G, maka aH =
bH atau aH ÇbH = Æ.
Bukti : Diberikan a,bÎG. Misalkan aH ÇbH ¹ Æ , akan ditunjukkan bahwa aH
= bH .
Diketahui aH ÇbH ¹ Æ, maka terdapat x Î aH Ç bH
sehingga x Î
aH dan x Î
bH.
Akibatnya
x = ah dan x = bk , untuk suatu h, k
ÎH
Sehingga a = k.
Diketahui H subgrup dari G dan h, k ÎH, akibatnya aÎ
H .
Berdasarkan
teorema 2, diperoleh bahwa aH = bH.
Setelah diberikan konsep mengenai koset
dan indeks, berikut ini diberikan mengenai teorema Lagrange.
B.
Teorema Lagrange
Suatu pedoman yang sering
digunakan untuk menentukan banyaknya subgrup yang berbeda dari suatu grup
terhingga, yaitu banyaknya anggota dari subgrup selalu membagi banyaknya
anggota dari grupnya. Teorema tersebut dikenal sebagai Teorema Lagrange.
Teorema 1.
Diberikan grup hingga G dan H subgrup dari G, maka order dari H membagi
habis order dari G. secara khusus G
= [G: H][H]
Bukti :
Misalkan
G grup terhingga dan H subgroup dari G
Maka
jelas H juga terhingga. Sebut (H) = m dan (G) = n
Karena (H)
= m, maka H mempunyai m anggota yang berbeda.
Tulis
m anggota dari H tersebut, yaitu h1, h2, h3,
…, hm
Oleh
karena itu, untuk sebarang a anggota elemen G, koset kanan Ha yaitu:
Ha
= { h1a, h2a, …, hma}
Jelas
hia ≠ hja untuk i ≠ j.
(karena
jika diandaikan hia=hja, maka hokum pencoretan
kanan memberikan hi=hj, yang kontradiksi dengan asumsi
bahwa hi ≠ hj untuk i ≠ j).
Jadi,
Ha mempunyai m anggota yang berbeda.
Sehingga
setiap koset dari H di G memuat m anggota yang berbeda.
Selanjutnya
, misalkan G memuat k koset kanan yang berbeda itu.
Akibatnya
k koset kanan akan mempunyai mk anggota yang berbeda.
Oleh
karena itu, G mempunyai mk anggota, dengan kata lain:
(G) = mk
atau n = mk
Jadi
m | n
ini
berarti (H) membagi (G).
Karena
n = mk, maka n/k = m, akibatnya indeks subgroup dari grup
terhingga, membagi orde grup tersebut.
Contoh: Diberikan
grup dan 2
subgrup dan maka
Akibat 1.1. Jika order dari G
adalah suatu bilangan prima, maka G siklik.
Bukti : Misalkan
G = p ,
untuk suatu bilangan prima p. Diketahui p ³ 2 , maka dapat diambil suatu aÎG
dengan a ¹ e,
sehingga (a) ¹ 1.
Berdasarkan akibat 1.1., maka order
dari a membagi habis order dari G yaitu p.
Diketahui G = p dengan p adalah
bilangan prima, artinya p hanya dapat dibagi oleh 1 dan p sendiri.
Terbukti bahwa G merupakan grup siklik
dengan elemen pembangunnya adalah a.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ñ
Koset kanan Ha maupun koset kiri aH
memiliki paling sedikit satu anggota sehingga baik dari koset kanan maupun
koset kiri tidak kosong.
ñ
Jika H subgroup dari grup terhingga
G, maka banyaknya koset kanan (kiri) yang berbeda dari H, sama dengan banyaknya
koset kiri (kanan) yang berbeda dari H.
ñ
Teorema lagrange adalah banyaknya
anggota dari subgroup selalu membagi banyaknya anggota dari grupnya.
B. Saran
ñ
Hendaknya pembaca tidak sekedar mampu
mengetahui dan mengaplikasikan Teorema Koset dalam Struktur Aljabar tapi mereka
harus mengetahui tentang bagaimana proses ditemukannya atau dalam artian
sejarahnya
DAFTAR
PUSTAKA
ñ
http://www.linkpdf.com/ebookviewer.php?url=http:/elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar
struktur diskrit/bab2-grup dan semigrup.pdf. (28 april 2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar